Friday, December 9, 2016

Sensorik - Sensor pada mesin motor injeksi


Sensor pada mesin motor Injeksi

link download : DOWNLOAD 

ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)
·         Pengertian
EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang yang ramah lingkungan.
Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit) ke injector yang didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow meter, manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor, throttle position sensor

·         Prinsip Sistem Kontrol EFI
System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-sensor dan actuator.Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi informasi tentang kondisi-kondisi yang berkaitan dengan penentuan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan.Pemberian informasi dapat berupa sinyal analog ataupun digital.Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam bentuk analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow). Sedangkan actuator merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan perintah dapat berupa analog ataupun digital. Pemberian perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan lampu engine kontrol.Sedangkan pemberian perintah berupa sinyal digital diberikan pada injector, coil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur idle, pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.





·         Perbedaan Sistem EFI dengan Sistem Karburator


ECU

ECU adalah adalah otak dari motor, atau bahasa bengkelnya komputer. ECU bertugas mengkalkulasi data yang masuk dan hasilnya didistribusikan ke semua sistem pada mesin

Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor
MAP sensor akan mendeteksi perubahan tekanan vakum di dalam intake manifold dan mengubah tekanan tersebut menjadi sinyal listrik yang dikirim ke ECU. Berdasarkan informasi ini, ECU akan menghitung aliran udara intake. Informasi dari MAP sensor terutama digunakan untuk menghitung jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan untuk operasi beban rendah.

Intake Air Temperature (IAT) sensor
IAT sensor mendeteksi suhu udara yang melewati throttle body dan mengubah suhu menjadi sinyal listrik yang dikirim ke ECU. IAT sensor dipasang untuk memperbaiki udara/bahan bakar sesuai rasio perubahan suhu udara intake. Berdasarkan informasi dari IAT sensor, ECU akan mengkoreksi jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan sehingga selalu pada tingkat optimal.

Sensor Temperatur Air Radiator (Engine Coolant Temperature)
Sensor ini bertugas untuk mendeteksi suhu air pendingin pada mesin dan mengirimkan datanya ke ECU untuk dikalkulasikan. Selain itu sensor ini bertugas menyalakan Fan radiator. Sensor ini digunakan pada motor yang menggunakan sistem pendingin air, seperti Honda CBR, Vario, Yamaha Vixion, dll. Jumlah bahan bakar yang optimal untuk diinjeksikan tergantung pada suhu mesin.

Crankshaft Position (CKP) sensor
CKP Sensor bertugas untuk mendeteksi posisi crankshaft (poros engkol),dan mendeteksi posisi TMA saat mesin baru menyalakan dan mengirimkan data tersebut ke ECU untuk dikalkulasikan dan mengatur saat pengapian dan waktu penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar oleh injector. selain itu bertugas mendeteksi putaran mesin, dan dapat menghasilkan energi listrik.
Dengan adanya CKP sensor, maka ECU akan mengatur waktu terjadinya penyemprotan bahan bakar, menentukan lama penyemprotan, menghentikan pasokan bahan bakar pada waktu deselerasi & menentukan waktu pengapian. jika Crank Angle Sensor rusak maka mesin tidak dapat hidup dan lampu check engine juga akan menyala.

Sensor TP (Throttle Position Sensor)
TP sensor mendeteksi derajat/sudut bukaan throttle valve, kemudian mengkonversinya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke ECUInformasi dari sensor TP digunakan untuk menghitung jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan untuk kerja beban tinggi. Jika sensor ini rusak mesin dapat hidup tapi tidak bisa stabil dan bahan bakar sangat boros dan lampu check engine juga akan menyala.

Sensor O2 (Oxygen Sensor)
Sensor O2 berguna untuk mendeteksi gas buang terhadap zat-zat beracun dan mendeteksi kondisi pembakaran mesin. Informasi mengenai berapa jumlah oksigen didalam gas buang akan dikirim ke ECU , dan selanjutnya ECU akan menaikkankan atau menurunkan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan sesuai dengan kondisi pembakaran.Dengan adanya sendor 02 ini, jumlah bahan bakar akan selalu dalam takaran/campuran yang optimal, hal ini akan menjadikan mesin lebih irit dan lebih rendah emisi
Sensor Kemiringan  (Lean Angle Sensor/Bank Angle Sensor)
Sensor ini bertugas mendeteksi kemiringan motor, atau yang lebih tepatnya berfungsi ketika terjadi kecelakaan, dimana jika motor anda miring, otomatis sudut kemiringan motor anda kurang dari 65 derajat, maka sensor ini akan mengirimkan sinyal ke ECU untuk menonakifkan semua sistem mesin kemudian mesin mati secara otomatis, Lean Angle sensor untuk motor keluaran Yamaha, dan Bank Angle Sensor untuk motor keluaran Honda, tetapi sistem kerjanya sama, sensor ini terdapat dibawah jok motor.
Sensor EOT (Engine Oil Temperature)
Sensor ini sistem kerjanya sama dengan sensor ECT, hanya saja sensor ini bekerja mengukur suhu oli. Sensor ini hanya terdapat pada motor yang berpendingin udara seperti Supra x 125 PGM-FI

Injector
Injector bertugas menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Injector bertugas sebagai “pelaksana” dan menerima perintah dari ECU berupa sinyal listrik. Jika injektor rusak maka akelerasi motor kurang bahkan mesin ada juga yang mogok jika injector sampai rusak parah

IACV (Intake Air Cut Valve)/ FID (Fast Idle Solenoid)
IACV/FID bukanlah sensor tetapi aktuator yang bertugas meningkatkan RPM saat mesin dalam keadaan dingin (Fast Idle). Fungsi Piranti tersebut sama dengan fungsi choke pada mesin karburator. Jika unit ini rusak, maka mesin sulit dinyalakan ketika mesin dingin. atau RPM mesin akan drop saat mesin dingin.
Sensor Pada mesin Injeksi

·         Cara Kerja Injection Molding

Bahan baku untuk plastic injeksi berupa plastik raw material yang berupa butiran – butiran kecil plastic tersebut di masukkan dalam hopper.




Setelah pressure, kecepatandan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar) akandilelehkanolehpemanasdalam barrel.


Selanjutnya screw berputardanmengalirkanplastik yang mulaimelelehplastikakan di injeksikanoleh nozzle.
Molding unit di tutupoleh clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik di masukkan kedalam mold unit melalui nozzle.

Setelah plastik di masukkan kedalam molding unit, screw berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di lanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah dicetak dengan menekan ejector pada molding unit. Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang ada di dalam mold.

·         Sensor – sensor pendukunginjeksi molding
Dibagi menjadi 3 :
·         Sensor tekanan
·         Sensor suhu
·         Sensor posisi

·         Sensor Tekanan
Sensor tekanan cavity untuk injeksi molding
Merupakan piezoelectric sensor.

Aplikasi
Dipasang dibelakang injector pin untuk pengukuran tidak langsung dari tekanan cavity. Cocok untuk semua jenis proses injeksi molding.

·         Sensor Suhu
Sensor suhupada nozzle
Sensor suhu yang digunakanadalah thermocouple. Aplikasinya thermocouple mengukur suhu cairan plastic yang akan diinjeksikanke nozzle, memberikan input ke sistem kendali heater untuk mengurangi ataupun menambahkan suhu yang dibutuhkan.

Posisi sensor:
Pada ujung nozzle tempat penginjeksian plastic ke mold.

·         Sensor Posisi
Sensor posisi yang digunakan adalah Magnetostrictive sensor.
Magnetostrictive sensor adalah sensor yang memanfaatkan perbedaan umpan balik gelombang magnet untuk mengetahui perbedaan posisi suatu benda.
Keunggulan sensor jenis magnetostrictive adalah dapat digunakan untuk kecepatan yang tinggi, percepatan yang tinggi dan keakurasian yang tinggi. Selain itu magnetostrictive sensor tidak perlu setting posisi sehingga efisiensi waktu dan tenaga lebih baik.




·         Jendela Proses

Molding area diagram
Jendela proses atau juga disebut Molding Area Diagram adalah sebuah indikator seberapa jauh kita bisa memvariasikan proses dan masih bisa membuat produk yang memenuhi syarat. Idealnya jendela proses cukup lebar sehingga bisa mengakomodasi variasi alami yang terjadi selama proses injeksi. Jika jendela proses terlalu sempit maka ada risiko menghasilkan produk yang cacat akibat variasi proses injeksi berada di luar jendela. Jendela proses berbeda-beda untuk tiap resin karena masing-masing resin memiliki titik leleh (temperatur transisi gelas, Tg) yang berbeda-beda.
Jika temperatur proses terlalu rendah maka ada kemungkinan material tidak meleleh dan jika meleleh maka viskositasnya sangat tinggi sehingga memerlukan tekanan injeksi yang sangat tinggi. Jika tekanan injeksi terlalu tinggi maka akan menimbulkan flash atau burr pada garis pemisah cetakan akibat gaya pencekaman lebih kecili dari tekanan injeksi. Dan jika temperatur proses terlalu tinggi maka material akan mengalami kerusakan atau terbakar.